Jumat, 01 Agustus 2014

BUDAYA LEBARAN DI INDONESIA

       Bagi kaum muslim,Ramadhan dan lebaran adalah saat yang dinantikan.pada bulan ramadhan kita dilatih untuk mengendalikan diri,senantiasa berbuat amal kebaikan dan rajin untuk berbagi dengan sesama.Dengan harapan,kebiasaan baik ini tetap dilanjutkan diluar bulan ramadhan.Tujuannya tentu dalam rangka mendekatkan diri kepada allah dan meraih derajat taqwa.

        Setelah satu bulan lamannya melaksanakan puasa di bulan ramadhan,tibalah saatnya merayakan hari kemenangan di hari idul fitri.hari raya tersebut atau juga dikenal sebagai lebaran,di indonesia tidak saja dipandang sebagai aspek ritual atau bagian dari ibadah semata.tetapi juga di warnai dengan aspek aspek lainnya.misalnya saja aspek ekonomi,sosial,budaya .suatu hal yang lazim ,hari lebaran juga dirayakan dengan berbagai tradisi dan kebiasaan.memang bukan itu esensinya ,namun kita tidak menutup mata bahwa kebiasaan-kebiasaan ini hadir ditengah masyarakat kita.hal yang perlu di luruskan adalah jangan sampai kebiasaan dan tradisi ini merusak atau menodai hari nan suci ini.

            Dari aspek ritual,selain kita melaksanakan sholat idul fitri,kita juga diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah bagi yang mampu.walau fitrah jelas mempunnyai sifat sosial.selain mensucikan diri dan harta bagi yang memberi zakat,hikmahnya adalah setiap orang yang tidak mampu bisa memanfaatkan zakat fitrah tersebut.untuk menyenangkan diri.jadi pada hari saya itu tidak ada yang tidak bergembira dan jauh dari kelaparan.tua muda,miskin kaya,berpakaian bagus atau tidak apapun latar belakang dan status sosialnya melebur menjadi satu,larut dalam merayakan hari nan fitri.karena dimata allah siapa pun sama kecuali derajat taqwa nya yang membedakan.

           Dari aspek sosial dan budaya,seperti yang sudah disinggung di awal,merayakan hari lebaran diindonesi diperkaya dan diwarnai dengan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan.salah satu tradisi yang jarang ditemui di negara lain kecuali beberapa negara jiran adalah tradisi mudik dan berkunjung kesanak saudara.jarangnya berkumpul dengan keluarga besar,karena sibuk dengan aktifitas sehari-hari,menjadikan libur lebaran dimanfaatkan sebagai waktu yang tepat untuk hal tersebut.Waktu perjalanan yang lama ,sarana transportasi yang kurang memadai hingga arus lalu lintas yang macet seakan tidak pernah bisa menyurutkan semangat untuk bisa mudik kekampung halaman.tidak sedikit yang hanya bermodal nekat untuk bertemu sanak keluarga.'semboyan yang penting bisa mudik' menjadi salah satu semangat yang mungkin tidak bisa dilakukan pada hari biasanya.
       
            Budaya lain yang melekat adalah kebiasaan untuk menyiapkan hidangan walaupun menjelang lebaran semua harga sembako naik,namun semangat untuk dapat menyuguhkan hidangan istimewa sepertinya tidak surut .aneka ketupat,opor,rendang,sayur,kue,dan puding seakan tak pernah absen di setiap perayaan lebaran.keadaan ini malah tidak dihiraukan lagi oleh masyarakat.UCAPAN"NAMANYA juga lebaran"menjadi alasan klasik yang terus berulang tiap tahunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar