Kamis, 31 Juli 2014

MENJADI MUSLIMAH,CANTIK NAN CERDAS

   Setiap wanita adalah cantik.Dia  terlahir indah dan telah menjadi fitrahnya untuk mencintai keindahan. Wanita pun juga suka melakukan banyak hal agar pesona kecantikanya semakin terpancar. Namun tahukah kita jika  betapa tingginya nilai kecantikan itu, tetap akan terasa hambar jika sebuah kecerdasan tidak diusahakan untuk dimilikinya

       Ketika seorang wanita tidak cerdas mendidik hatinya, maka siapapu akan tahu bahwa tiada lagi kecantikan akhlak atasnya. Saat wanita tidak pandai berinteraksi dengan sesamanya, maka kecantikanya seakan diragukan oleh makhluk disekelilingnya. Jika kecerdasan tidak dihadirkan dalam caranya berbicara maupun berprilaku, maka kecantikan juga mudah lenyap dari dirinya, yang kemudian berganti dengan julukan penggosip dan ataupun perempuan kasar.

         Sungguh, kecerdasan tak hanya melulu dilihat dari kuatnya daya ingattanya atas sesuatu, atau hanya tercetak dalam lembaran catatan akademis. Tapi lebih pada kesadaran wanita sendiri untuk menampilkan dirinya sebagai wanita dengan segenap nalurinya yang memang indah dan pantas dihormati.

      Begitupun halnya dengan sebuah kecantikan. Kecantikan yang utama tidaklah hanya terbatas bagaimana caranya seorang wanita memoles parasnya, menuturkan bahasa dan atau menempatkan diri dalam pergaulanya. Namun, kecantikan yang sesungguhnya terletak dalam cerdasnya dia menjaga diri dan kehormatanya. Yaitu, ketika seorang wanita cerdas dalam menata dirinya sesuai dengan aturan Allah SWT. Jika hal tersebut dipenuhinya, maka kecantikanya akan dapat jelas terpancar dan dikagumi serta serta dihormati oleh orang lain.
   
                     Jadi kecantikan dan kecerdasan , bukanlah dua sisi yang harus dipilih. Namun harus digabungkan. Karena jika dua pesona itu bergabung dalam diri wanita, tentu saja hal itu akan menjadikan makhluk indah bernama wanita tersebut, akan terlihat semakin indah dan bersinar. 

                               Memang didunia ini tidak ada kata sempurna, pun demikian halnya dengan kepemilikan sebuah kecerdasan dan keindahan dalam diri wanita. Namun percayalah, bahwa wanita yang mengusahakan agar kecerdasan dan kecantikan itu selalu ada dalam dirinya, tentu saja akan memiliki nilai lebih dan akan nyaris mendekati sempurna. Selanjutnya , wanita seperti ini tentunya juga akan lebih mudah dipilih oleh laki-laki sholeh, dari pada wanita yang hanya terlihat sibuk dengan perhiasan dan urusan duniawi. (sumber:voa-islam.com)

Zaid Al-Khair ,Karakter yang Disukai Allah...

              Nama panggilanya pada masa jahiliyah adalah Zaid Al-khail.Kemudian pada masa Islam ia dipanggil oleh Rasulullah SAW sebagai Zaid Al-Khair . Hal tersebut berawal dari berita tentang kenabian  Muhamad SAW dengan agama yang dibawanya sampai ketelinga Zaid Al-khair.


              Satu delegasi besaryang terdiri dari para pemimpin kaum Thayi' ,kaum nya Zaid Al-Khair, berangkat ke Yatsrib (madinah) hendak menemui Rasulullah SAW. Mereka langsung menuju Masjid Nabawi , tempat Rasulullah SAW mengajarkan Islam.


              Melihat kedatangan mereka , Nabi SAW menyampaikan pidatonya kepada kaum Muslimin yang ada di Masjid. "Aku lebih baik bagi tuan-tuan dari pada berhala Uzza dan sejumlah berhala yang tuan-tuan sembah.Akulebih baik bagi tuan-tuan dari pada unta hitam dan dari pada segala yang tuan-tuan sembah selain Allah."


              Setelah rasulullah SAW selesai berpidato , Zaid Al-khail berdiri diantara jamaah kaum muslimin , dan berkata "Ya Muhamad , aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah , dan sesungguhnya engkau adalah Rasulullah ".
              Rasulullah menoleh kepadanya , dan bertanya ."siapa engkau ?"
              "Saya Said Al-Khail bin Muhalhil," jawabnya.

              Rasulullah SAW bersabda, "Engkau Zaid Al-Khair, bukan Zaid Al-khail . Segala puji bagi Allah yang membawa engkau ke sini dari kampungmu, dan melunakkan hatimu menerima Islam."

              Sejak saat itu, Zaid Al-khail dikenal dengan Zaid Al-Khair. Rasulullah SAW membawanya ke rumah beliau didampingi Umar Bin Khathab dan beberapa sahabat lainya . Mereka membentuk Majelis halaqah.

              Pada kesempatan itu, Nabi SAW bersabda, "Belum pernah aku mengenal orang yang memiliki karakter seperti engkau, wahai Zaid. Dalam diri engkau terdapat dua sifat yang disukai Allah dan Rasul-Nya."
              "Apa itu, ya Rasulullah " tanya ZZaid.
              Nabi SAW menjawab, "Sabar dan Santun."

              "Segala puji bagi Allahyang telah menjadikanku memiliki sifat-sifat yang disukai Allah dan Rasul-Nya," ujar Zaid.


              Zaid berkata kepada Rasulullah, "Berilah saya tiga ratus penunggang kuda yang cekatan. Saya berjanji akan menyerang negeri romawi dan mengambil negeri itu dari tangan mereka."

              Rasulullah SAWmengagumi cita-cita Zaid itu. Beliau berkata, "Alangkah besarnya cita-citamu, hai Zaid. Belum ada orang seperti engkau."


              Sebelum memenuhi cita-citanya itu, Allah SWT berkehendak lain terhadap Zaid Al-Khair. Selama berada di Madinah, Zaid terkena wabah demam. Tubuhnya panas tinggi. Tak lama kemudian ia menghembuskan napasnya yang terakhir, menghadap Sang Khaliq. Sedikit sekali waktu yang terluang baginya setelah ia masuk islam, sehingga tidak ada peluang baginya untuk berbuat dosa. Zaid wafat tak lama setelah maenyatakan keislamanya dihadapan Rasulllah SAW.(sumber:101 sahabat nabi karya HA Bastoni)